Jalan tol ini diharapkan meningkatkan konektivitas Pelabuhan Patimban sebagai salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia.
Selain itu juga meningkatkan konektivitas jaringan jalan, baik jalan tol maupun jalan nasional serta perkembangan Kawasan Industri, Pusat Jasa, hingga Perdagangan di Provinsi Jawa Barat.
Direktur Utama PT Jasamarga Akses Patimban (JAP) Victor Nazarenko Mahandre menjelaskan, Tol Akses Patimban membentang sepanjang 37,05 Km dan terbagi menjadi lima seksi.
Trasenya meliputi, Seksi 1 Junction Cipendeuy-Simpang Susun (SS) Cipendeuy dan Seksi 2 SS Cipendeuy-SS Pasir Bungur dengan total panjang 14,11 Km.
Kemudian, Seksi 3 SS Pasir Bungur-SS Tambak Dahan, Seksi 4 SS Tambak Dahan-SS Pusakanegara, dan Seksi 5 SS Pusakanegara-Patimban dengan total panjang 22,94 Km.
"Jalan tol ini nantinya akan melewati 10 kecamatan dan 20 desa yang berada di Provinsi Jawa Barat yang dimulai dari Desa Sawangan, Kecamatan Cipendeuy, yang terkoneksi dengan Jalan Tol Cikopo-Palimanan dan berakhir di Desa Pusakaratu, Kecamatan Pusakanegara," jelas Victor dalam rilis pers pada Selasa (24/01/2023).
"Serta terhubung dengan jalan nasional pantai utara (pantura) dan jalan akses non-tol menuju Pelabuhan Patimban," tandasnya.
Nilai investasi Jalan Tol Akses Patimban sebesar Rp 5,02 triliun dengan masa konsesi selama 50 tahun, serta dibangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Dari kelima seksi, porsi pembangunannya dibagi menjadi dua. Seksi 1-2 dikerjakan oleh BUJT PT JAP, sementara Seksi 3-5 dikerjakan oleh Pemerintah.
"Jalan Tol Akses Patimban ini akan menjadi jalan tol yang menghubungkan akses antara Kawasan Industri di Jawa Barat dengan Pelabuhan Patimban. Selain itu juga akan menjadi jalur alternatif masyarakat di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Karawang," terangnya.
Perlu diketahui, PT JAP merupakan BUJT yang dibentuk oleh Konsorsium BUMN-Swasta-BUMD pemenang lelang pembangunan Jalan Tol Akses Patimban.
Terdiri dari Jasa Marga selaku pemegang saham mayoritas sebesar 55%, PT NRC sebesar 22%, ADHI sebesar 6%, WIKA sebesar 6%, PT PP sebesar 6% dan PT Subang Sejahtera sebesar 5%.