Merdeka.com - Keberadaan Masjid Al-Jabbar semenjak diresmikan pada akhir tahun 2022 menjadi magnet wisata. Banyak masyarakat yang sengaja datang untuk beribadah hingga berwisata. Namun, ada dampak lain yang ditimbulkan seperti kemacetan karena akses jalan yang kurang memadai, pencopetan dan sampah.
Dari berbagai dinamika yang terjadi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mempertimbangkan untuk membatasi jumlah kunjungan alih-alih menutupnya secara total untuk sementara waktu. Kunjungan ke masjid yang terletak di Gede Bage, Kota Bandung itu diprediksi meningkat pada bulan Ramadan.
"Kalau pembatasan (kemungkinan) iya, kalau menutup saya kira tidak bijak dalam pandangan saya. Kita sesuaikan aja. Tadi sudah dievaluasi per Ramadan tinggal sebulan lagi itu urusan harus sudah lebih sempurna penataan PKL-nya, kemudian lalu lintas kebersihan dan lain-lain," kata Ridwan Kamil di gedung Sate, Bandung, Senin (6/1).
Menurut dia, keramaian di kawasan masjid menjadi salah satu unsur penting. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika masjid yang sudah dibangun sepi dari pengunjung atau warga yang ingin beribadah.
Apalagi ada rencana pembukaan fasilitas lain, yakni museum, yang dijadwalkan bisa diresmikan dalam waktu dekat. Namun, karena dinamika yang terjadi, rencana peresmian itu masih dalam kajian.
"Bagi saya masjid itu yang penting ramai dulu, bahwa dalam keramaian ada dinamika kita beresin satu satu, daripada sudah bikin masjid besar tapi sepi itu lebih menyedihkan menurut saya, lebih baik ramai seperti sekarang," ucap dia.
"Saya monitor kan tiap hari tiap weekend ramai. Dan kita mengkaji pembukaan, namanya antara museum atau galeri sedang kita pikir karena masing-masing ada konsekuensi bahasa dan hukum. kita belum yakin kalau Februari (diresmikan),” pungkasnya. [gil]