Tribunlampung.co.id, Turki - Ada lebih dari 100 kali gempa susulan di Turki setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2023) pagi.
Gempa susulan dengan jumlah lebih dari 100 kali itu diumumkan Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC)
Untuk kekutan gempa susulan, sementara ini lebih kecil dari kekuatan gempa utama M 7,8.
Gempa ini merupakan salah satu gempa paling kuat, setidaknya dalam satu abad, di wilayah tersebut.
Pasalnya, gempa di Turki terasa sampai ke Suriah, Siprus, dan Kairo, Mesir.
Kemudian gempa susulan juga terus terjadi, dan yang terkuat adalah 7,5 magnitudo terjadi pada Senin (6/2/2023) siang pukul 13.45 waktu setempat.
Gempa susulan itu terjadi beberapa jam setelah gempa utama 7,8 magnitudo yang terjadi pada pagi hari pukul 04.00 waktu setempat.
Dengan kekuatan gempa yang besar dan terjadi saat warga sedang tidur membuat jumlah korban mencapai ribuan.
Data sebelumnya ada 1.561 korban meninggal tersebar di tiga wilayah, yakni di Turki ada sebanyak 1.014 orang, di Suriah ada 326 orang, dan di barat laut Suriah ada sekitar 221 orang.
Dalam kurun waktu 12 jam, ditemukan 5.383 orang terluka di Turki dan 1.042 orang terluka di Suriah.
Sementara 2.818 bangunan di Turki dikabarkan runtuh.
Saat ini tim penyelamat sedang melakukan upaya pencarian korban di seluruh wilayah.
Dugaan sementara, masih banyak korban lagi yang tertimbun di reruntuhan bangunan.
Jumlah Korban 2.300 orang
The Associated Press melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,8 skala richter yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin pagi waktu setempat, kini telah meningkat menjadi lebih dari 2.300 orang.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana negara itu, setidaknya 1.498 orang tewas di 10 provinsi Turki, dengan 7.600 lainnya terluka.
Dikutip dari laman The Guardian, Senin (6/2/2023), menurut data dari Kementerian Kesehatan Suriah, korban tewas di wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah naik menjadi lebih dari 430 orang, dengan 1.280 orang mengalami luka-luka.
Di barat laut negara itu, di mana pemerintah tidak memegang kendali, kelompok yang beroperasi di sana mengatakan bahwa jumlah korban tewas sedikitnya mencapai 380 orang, dengan ratusan orang terluka.
Jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat pesat, dengan banyak orang diyakini terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Gempa bumi ini berpusat di selatan Turki, tepatnya di provinisi Kahramanmaras pada Senin pagi, pukul 04.17 waktu setempat.
Perlu diketahui, Turki dan Suriah merupakan negara tetangga, sedangkan pusat gempa yakni di Kahramanmaras berada di perbatasan kedua negara.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun telah melakukan komunikasi dengan Gubernur Kahramanmaras dan menyampaikan duka cita kepada masyarakat terdampak.
Tim SAR juga telah dikerahkan dari seluruh penjuru Turki.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu menegaskan bahwa prioritas saat ini adalah penyelamatan korban yang terjebak di reruntuhan dan bantuan darurat bagi masyarakat terdampak.
Gempa Rusak Kastil Bersejarah
Gempa juga merusak sebuah kastil bersejarah yang digunakan sejak zaman Romawi di dekat Gaziantep, Turki.
Dikabarkan pula pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu Turki, tidak rusak akibat gempa.
Informasi tersebut disampaikan seorang pejabat dari perusahaan Rusia yang saat ini tengah membangun pembangkit tersebut.
Saat ini, angkatan bersenjata Turki telah menyiapkan koridor udara untuk membantu menyelamatkan para korban.
Komite Penyelamatan Internasional (IRC) menambah pendanaan untuk bantuan kemanusiaan di Suriah.
Pihaknya memperkirakan jumlah korban bakal terus bertambah setelah puing-puing reruntuhan bangunan bisa dibersihkan.
“Karena upaya pemindahan puing-puing terus berlanjut di banyak bangunan di zona gempa, kami tidak tahu seberapa tinggi jumlah korban tewas dan cedera akan bertambah,” kata Presiden Recep.
Presiden berharap, bencana ini dapat segera tertangani.
“Harapan kami adalah agar kami pulih dari bencana ini dengan korban jiwa seminimal mungkin," lanjut Presiden Recep.
(Tribunlampung.co.id/Tribunnews)