KOMPAS.com - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali erupsi pada Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 WIB.
Berdasarkan pengamatan pada Minggu (12/3/2023) pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Merapi masih menunjukkan aktivitas vulkanik berupa awan panas guguran.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, Merapii meluncurkan enam kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1500-2500 meter ke arah barat daya.
Selain itu, asap kawah bertekanan lemah juga teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi, sekitar 50-100 meter di atas puncak kawah.
"Awan panas guguran jumlah 6, amplitudo 55-74 mm, dengan durasi 80-185,8 detik," tulis BPPTKG dalam keterangan kepada Kompas.com, Minggu.
Daerah potensi bahaya awan panas dan guguran lava
Selain awan panas, BPPTKG mengatakan bahwa potensi bahaya erupsi Gunung Merapi hingga Minggu siang juga masih meliputi guguran lava.
Guguran lava dan awan panas tersebut, antara lain:
Sektor selatan-barat daya, meliputi:
- Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km
- Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara, meliputi:
- Sungai Woro sejauh maksimal 3 km
- Sungai Gendol sejauh 5 km.
Sementara itu, BPPTKG turut mengimbau agar masyarakat waspada terhadap lontaran material vulkanik.
Jika terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik tersebut dapat menjangkau hingga radius 3 km dari puncak.
Imbauan untuk masyarakat
BPPTKG mengimbau, agar masyarakat tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah dengan potensi bahaya di atas.
Bukan hanya itu, masyarakat juga diminta untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Serta, mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar wilayah Gunung Merapi.
"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," kata BPPTKG.